This is default featured post 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured post 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured post 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured post 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured post 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

Tampilkan postingan dengan label Sebaiknya anda tahu. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Sebaiknya anda tahu. Tampilkan semua postingan

Kamis, 21 Februari 2013

5 Mitos Tentang Deodoran dan Kanker Payudara



Tak bisa dipungkiri, produk kosmetik dan perawatan kulit pasti mengandung bahan kimia. Tak heran jika banyak kabar beredar tentang efek buruk penggunaan produk-produk tersebut, seperti rumor tentang deodoran yang katanya bisa meningkatkan risiko kanker payudara. Tapi apakah benar?
 
Jangan telan bulat-bulat semua informasi yang Anda dengar. Di bawah ini ada lima mitos yang salah tentang deodoran dan antiperspirant, yang sudah dibantah oleh banyak ahli termasuk oleh American Cancer Society.

1. Deodoran meningkatkan risiko kanker payudara?
Nyaris tak ada bukti ilmiah yang mendukung mitos ini. Sejumlah ilmuwan pernah melakukan penelitian di tahun 2002, melibatkan 813 wanita pengidap kanker payudara dan 793 wanita yang sehat. Para ilmuwan tersebut tak menemukan adanya hubungan antara risiko kanker payudara dengan penggunaan deodoran, maupun dengan kebiasaan mencukur bulu ketiak.

2. Memakai deodoran setelah mencukur rambut ketiak membuat bahan kimia yang berbahaya jadi lebih mudah masuk ke dalam tubuh dan menyebabkan kanker payudara?
Jika Anda bercukur dan tak sengaja melukai kulit ketiak Anda, kulit Anda berisiko terkena infeksi. Dan jika kulit yang luka atau terinfeksi terkena paparan deodoran, tentu saja akan menimbulkan iritasi kulit. Bukan kanker payudara.

3. Deodoran mengandung bahan kimia bernama parabens yang menyebabkan kanker?
Penelitian menunjukkan bahwa parabens mengandung substansi yang mirip dengan hormon estrogen. Jika tubuh terpapar banyak estrogen, risiko kanker payudara memang meningkat. Namun estrogen yang terdapat dalam parabens jauh lebih sedikit dibanding estrogen yang dihasilkan secara alami oleh tubuh kita. Fakta lainnya: parabens tak hanya terdapat pada deodoran, tapi juga shampo, body lotion, sun screen, dan berbagai jenis make up. Penelitian lain juga menunjukkan bahwa parabens bisa ditemukan pada urine di 99% manusia. Dan hingga kini belum ada bukti bahwa parabens menyebabkan kanker.

4. Antiperspirant membuat produksi keringat berkurang. Racun-racun berbahaya di dalam tubuh jadi tak bisa terbuang, dong?
Tubuh membersihkan diri dari racun-racun yang berpotensi menyebabkan kanker bukan lewat keringat, melainkan dengan bantuan ginjal dan hati. Bahan-bahan berbahaya ini "diusir" keluar dari darah melalui urine dan feces.

5. Risiko kanker payudara bagi pria lebih kecil karena mereka tak mencukur bulu ketiak dan bahan-bahan deodoran tak terserap masuk ke dalam kulit?
Pria lebih jarang terkena kanker payudara dibanding wanita karean pria memiliki jaringan payudara yang lebih sedikit dibanding wanita. Jaringan payudara wanita jumlahnya seratus kali lipat pria, jadi wajar saja jika risiko kanker payudara pada wanita pun seratus kali lebih besar. Hal lain yang menyebabkan perbedaan tingginya risiko kanker payudara adalah hormon. Jika seorang pria memiliki kadar hormon estrogen yang tinggi, ia pun berisiko lebih besar untuk terkena kanker payudara. Bukan karena rambut ketiak maupun deodoran.

Kamis, 03 Mei 2012

48 Persen Minuman Soda Mengandung Bakteri Tinja

Semakin banyak saja alasan untuk tidak mengonsumsi minuman soda. Kali ini peneliti mengungkapkan fakta horor tentang minuman soda. Hampir 48 persen minuman soda yang berasal dari tempat-tempat fast food atau cepat saji mengandung bakteri yang banyak terdapat pada tinja.



Bakteri tersebut awalnya berkembang dari kran minuman soda yang jarang dibersihkan. Bisa dibayangkan jika bakteri yang menempel pada kran minuman soda itu masuk dan berkembang dalam tubuh manusia. Alhasil, diare, sakit perut, keracunan dan penyakit pencernaan lainnya pun bisa mengancaman kesehatan.

Para ahli mikrobiologi dari Hollins University mengumumkan hasil penemuan tersebut dalam International Journal of Food Microbiology.

Mereka melaporkan bahwa bakteri coliform yang banyak terdapat dalam feses terdeteksi sebanyak 48 persen pada minuman soda dan hasil mikroskop menunjukkan jumlah bakterinya lebih besar dari 500 cfu/ml. Jumlah yang cukup untuk menyebabkan usus menghasilkan reaksi yang tidak nyaman.

Lebih dari 11 persen minuman yang dianalisa adalah bakteri coliform Escherichia coli (E. Coli) dan 17 persennya adalah Chryseobacterium meningosepticum. Beberapa bakteri patogen lainnya yang terdapat dalam minuman soda antara lain Klebsiella, Staphylococcus, Stenotrophomonas, Candida dan Serratia.

Fakta lainnya yang lebih mengejutkan adalah, hampir semua bakteri yang teridentifikasi tersebut menunjukkan resistensi atau kekebalan terhadap 11 jenis antibiotik yang diujikan peneliti.

Peneliti juga melaporkan peningkatan kasus penyakit 'gastric distress' atau penyakit gangguan pencernaan pada beberapa orang yang mengonsumsi minuman soda dari restoran cepat saji.
Meskipun beberapa tempat makan fast food sudah memiliki sertifikat aman dari perusahaan auditor atau penjamin kesehatan, namun banyak diantaranya yang tidak melakukan update sertifikasi selama beberapa tahun.

"Hal ini semakin meyakinkan bahwa mengonsumsi minuman soda tidak aman. Lebih banyak bahaya yang akan didapatkan daripada keuntungan mengonsumsinya," ujar seorang peneliti

10 Benda Paling Kotor Yang Sering DI Pegang



Tanpa disadari, banyak benda di sekitar kita yang berpotensi menjadi sarang bakteri dan tempat berpindahnya virus, bakteri dan penyakit. Di antara semua benda yang sering dipegang, ada 10 benda paling kotor yang cukup membahayakan kesehatan meski sebenarnya tampak bersih.

Berikut ini 10 benda paling kotor yang sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari.

1. Uang
  



semua orang suka uang, tapi pastinya tidak akan ada yang suka dengan bakteri di dalamnya. Menurut Dr Darlington dari the Health Commissioner of New York, sekitar 135.000 bakteri ada pada uang, terutama uang kertas.

2. Tombol lampu
 


Biasanya orang terakhir atau pertama masuk di ruangan adalah yang paling sering bersentuhan dengan tombol lampu. Bakteri sangat senang hidup di area yang banyak disentuh oleh banyak orang itu. Menurut ahli sanitasi, dalam setiap inci tombol lampu ada sekitar 217 bakteri yang bisa berpindah dari tangank e tangan.


3. Keyboard komputer
 
Sebuah studi di Inggris pernah menyebutkan bahwa bakteri yang ada di keyboard komputer lebih banyak daripada bakteri yang ada di toilet. Untuk itu sebaiknya bersihkan keyboard secara rutin dengan alat khusus pembersih keyboard atau bisa juga dengan menggunakan lap basah.

4. Handphone/ponsel
 


Ponsel adalah barang yang tidak bisa lepas dari kehidupan sehari-hari. Akibat tidak lepas itu, maka ponsel dijadikan tempat favorit bagi ribuan bakteri untuk menetap. Bakteri suka menempel pada ponsel karena temperaturnya yang hangat dan cocok untuk pertumbuhannya. Untuk menghindarinya, saat ini sudah ada pelapis anti mikroba untuk ponsel yang bisa melindungi ponsel dari bakteri dan mengurangi risiko bakteri menempel di wajah dan tangan Anda.


5. Tempat duduk toilet
   


Meski terlihat bersih dan licin, tapi permukaan tempat duduk toilet yang terbuat dari porselin sangat berpotensi sebagai tempat berpindahnya virus, bakteri dan penyakit-penyakit tertentu. Data statistik menunjukkan, terdapat 295 bakteri dalam setiap inci permukaan tempat duduk toiletnya.


6. Kereta belanja



 


Berbelanja menggunakan kerete belanja memang lebih mudah dan mengasyikkan, tapi menurut peneliti dari University of Arizona, kereta belanja mengandung bakteri, air liur, dan bahan-bahan menjijikkan lainnya yang lebih banyak daripada eskalator, telepon umum bahkan kamar mandi umum.


7. Remote control
 
Seberapa sering Anda menumpahkan makanan pada remote control dan tidak membersihkannya? Lewat remote control, bakteri MRSA, SARS dan bakteri lainnya bisa masuk ke dalam tubuh. Jangan biarkan remote control menjadi ancaman saat Anda sedang asyik menonton TV.

8. Bak mandi
 
Bak mandi adalah bagian dalam rumah yang sering terlupakan. Ketika ada seseorang dalam keluarga yang terkena penyakit infeksi staphylococcus, infeksi saluran kemih, pneumonia, septicemia atau penyakit kulit, baru disadari bahwa bak mandi adalah sarangnya bakteri. Percaya atau tidak, bakteri yang tergenang di dalam bak mandi lebih berbahaya daripada bakteri yang ada di dalam lubang toilet. Membersihkan bak mandi seminggu sekali bisa mengurangi risko penyakit yang tidak diinginkan.

9. Wastafel dapur
 
Dapur adalah tempat paling kotor diantara semua bagian rumah lainnya, apalagi bagian wastafelnya. Ada sekitar 500.000 bakteri yang terdapat pada setiap inci wastafel. Untuk mengatasinya, cobalah membersihkan wastafel dengan setengah cangkir baking soda dan setengah cangkir cuka. Setelah itu, jangan lupa siram dengan air untuk mendapatkan wastafel yang bersih dan higienis.

10. Spons untuk mencuci
 
Alat untuk mencuci piring ini adalah barang yang sangat nyaman dijadikan tempat berkembangnya bekteri karena memiliki kelembaban yang tinggi dan pori-pori yang kecil. Salah satu cara ampuh untuk menghilangkan bakteri dari barang ini adalah dengan memanaskannya dalam microwave selama 60 detik.

Penemuan ini tentu saja bukan untuk menakut-nakuti orang tapi sekedar mengingatkan pentingnya menjaga kebersihan termasuk benda-benda kecil yang kerap kita anggap remeh.

Obat-obat penting yang diperlukan di rumah

 
 
Berikut ini adalah daftar obat penting yang diperlukan di rumah dan dapat Anda persiapkan manakala Anda atau salah satu dari anggota keluarga Anda sakit di saat waktu yang tidak kita duga, misalnya saja tengah malam. Berikut daftarnya :

1 Apolar Cream— Obat gatel2
2 Apolar N/Digenta— Untuk ruam popok
3 Betadine— Obat Luka
4 Betason N- Cream— Obat Biang Keringat
5 Bioplacenton Luka— akibat terkena panas
6 Boorwater— kelilipan , bersihin luka
7 Copal, vicks vaporub, minyak kayu putih balsam— penghangat
8 Decolgen syrup— Obat pilek juga buat demam
9 Getah bawang merah [bawang dibagi 2]— obat buat ngilangin bekas nyamuk
10 Gizi/Hazeline— obat buat ngilangin bekas nyamuk
11 Hansaplast— Menghilangkan gatal gigitan serangga
12 Ichtiyol— Obat bisul ( mungkin sdh tak ada lagi di pasaran)
13 Infacare— Sabun bayi utk kulit sensitif
14 insto/visine/braito— Obat mata
15 Kain Kasa
16 Mercotin— Batuk pilek utk anak2
17 Mycostatin— Sariawan
18 Myco-Z— Utk ruam popok
19 Neo Medrol— Obat Jerawat
20 Nifural— Obat Mencret
21 Nippleshield— Luka utk penyakit dalam
22 Norit, cap kupu-kupu, bactrim, new diatab— Obat Diare
23 OBH atau OBP (utk. anak)— Obat batuk
24 Oralit / Pedialyte— Obat Diare ( alternative bias dengan larutan gula garam )
25 Plester Gulungan
26 Salep Andantol— obat buat ngilangin bekas nyamuk
27 Salep Dermatop— obat buat ngilangin bekas nyamuk
28 Salep Elecon— obat buat ngilangin bekas nyamuk
29 Salep Esperson 0,25%— obat buat ngilangin bekas nyamuk
30 Salep Flucort-N— obat buat ngilangin bekas nyamuk
31 Salep Phernergen— obat buat ngilangin bekas nyamuk
32 Sanmol/Tempra/panadol/paracetamol sirup/drops— Panas
33 Stesolid suppose— Obat kejang
34 Trombophob/Salep Lasonil— Menghilangkan benjolan Bekas luka
35 Vomitrol— Obat anti muntah
36 Wonder Gel— Utk Luka panas

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More