Salah satu upaya mencapai kenikmatan saat tak ada pelampiasan atau 'kepepet', adalah dengan melakukan masturbasi.
Kegiatan onani ini, banyak dilakukan oleh banyak orang dewasa meski ia memiliki fisik dan mental yang baik. Umumnya merupakan pengalaman seksual pertama baik bagi pria maupun wanita. Secara kedokteran pun dianggap normal, sebab merupakan salah satu bagian dari rasa ingin tahu manusia yang mulai beranjak dewasa. Bahkan pada beberapa orang, masturbasi masih dilakukan ketika dewasa dan telah menikah.
Untuk lebih jelasnya, masturbasi merupakan stimulasi atau perangsangan organ genital pribadi untuk mencapai kepuasan seksual yang biasanya diakhiri dengan orgasme.
Stimulasi ini bisa dilakukan dengan memegang, menggosok atau memijat penis (pada pria) atau klitoris (pada wanita) hingga mencapai orgasme.
Pada beberapa wanita, stimulasi dapat dilakukan dengan bantuan alat seperti vibrator.
Tindakan seksual normal dan aman.
Masturbasi kerap menjadi pilihan untuk melepaskan hasrat seksual yang meningkat seiring waktu, khususnya bagi mereka yang belum memiliki pasangan atau ketiadaan pasangan pada saat itu. Juga kerap dipakai sebagai alternatif untuk menghindari kehamilan dan penularan penyakit seksual.
Misalnya, ketika seorang pria memeriksakan kesuburannya, maka contoh semen yang diperoleh dilakukan dengan cara masturbasi. Sedangkan pada kasus disfungsi seksual, masturbasi kadang digunakan sebagai salah satu metode pengobatan oleh terapis agar mencapai orgasme (pada wanita) atau untuk menunda/memperlama orgasme (pada pria). Tapi bagi beberapa orang, tindakan masturbasi dianggap tidak normal atau penyimpangan seksual.
Tapi seiring perkembangan kebudayaan dan pemahaman yang lebih maju mengenai kedokteran, masturbasi dianggap normal dan aman sebagai salah satu alternatif pemuasan hasrat seksual.
Di sisi lain, kegiatan masturbasi dianggap tidak normal bila membuat orang tersebut menjadi malas berhubungan intim dengan pasangannya. Begitu pula bila dilakukan dengan cara yang tidak normal, karena dapat diindikasikan sebagai ketidaknormalan mental, misalnya di depan umum.
Masturbasi juga akan dianggap tidak normal, apabila kemudian menimbulkan perasaan berdosa, bersalah dan malu. Agar tidak menimbulkan perasaan tersebut, ada baiknya hasrat seksual tersebut 'energinya' dialihkan untuk olah raga. Selama tidak membahayakan tubuh dan menimbulkan kerusakan fisik, dunia kedokteran menganggap masturbasi sebagai tindakan yang normal dan tidak membahayakan. Para ahli bahkan menyarankannya untuk meningkatkan kemampuan seksual seseorang.
Dengan mengeksplorasi seluruh tubuh dengan masturbasi, justru diharapkan orang tersebut mampu menemukan titik-titik erotis tubuhnya (G Spot) yang paling mudah untuk dirangsang.
0 komentar:
Posting Komentar