Selama ini, kita kira bahwa yang terserang kram hanya kaki atau tangan saja. Kalau perut, paling berupa kembung atau mulas. Padahal, perut juga bisa kram. Ketika mengalami kram perut, biasanya sebagian perut terasa kaku, lemas, dan nyeri. Disertai juga dengan keringat dingin dan demam. Ini terjadi karena adanya kontraksi otot atau peradangan. Atau bisa juga akibat salah makan. Tak perlu khawatir, karena ini bukanlah suatu penyakit, melainkan salah satu gejala awal adanya penyakit dalam tubuh.
* Pola Hidup
Ada beberapa penyebab perut terserang kram, di antaranya:
A. Kebiasaan makan yang salah
Kebiasaan makan yang salah seperti makan berlebihan, intoleransi, atau alergi terhadap makanan tertentu dan keracunan makanan dapat membuat perut menjadi kram. Sebaiknya saat perut sedang kosong, jangan dimasuki makanan pedas atau asam. Selain itu makan secukupnya, dan tidak makan sambil berjalan, dapat menghindari kita dari kram perut.
B. Stres
Faktor lain yang memainkan peran penting adalah stres. Ketika pikiran kita stres, maka perut kita pun merasakan hal yang sama. Itu sebabnya ada sebagian orang yang merasa perut mual dan tegang ketika stres. Jadi, penting untuk menjaga stres tetap terkendali. Berolahraga dan memanjakan diri adalah salah satu cara lepas dari stres. Mulailah hidup lebih teratur dan santai.
C. Sindrom PMS
Saat menstruasi, perempuan sering mengalami kejang otot perut yang sangat menyakitkan. Hal tersebut terjadi karena fluktuasi hormon membuat tubuh kita bereaksi. Menurut dr Susan Brill, direktur Saint Peter's University Hospital, penyebab kejang otot perut adalah hormon prostaglandin. Hormon inilah yang memicu kontraksi pada rahim kita. Hormon prostaglandin ini juga yang membuat usus kita berkontraksi sehingga menyebabkan diare, mual, dan perut menjadi kram. Namun, hal ini tak perlu dikhawatirkan, karnea tingkat kejangnya otot perut masih dalam batas normal. Agar tidak terserang kram, cobalah olahraga ringan sebelum menstruasi. Dengan begitu, otot-otot perut terasa lentur, sehingga bisa meminimalisir kontraksi rahim pada saat hormon prostaglandin memuncak.
D. Hubungan seksual
Gejala ini disebut kram endometrosis. Ini perlu diwaspadai karena kerap menyerang daerah panggul, terutama usai melakukan hubungan intim. Kram jenis ini hampir sama seperti kram saat menstruasi, hanya yang membedakannya adalah kram atau rasa sakit endometrosis juga dirasakan di perut bagian bawah, pinggul, bahkan sampai paha. Munculnya bisa kapan saja, terutama usai berhubungan seks.
* Pemeriksaan Fisik dan Laboratorium
Penanganan untuk serangan kram perut tergantung hasil dari diagnosisnya. Tetapi untuk pengobatan pertama, biasanya dokter akan memberikan obat simtomatik untuk mengurangi gejala atau sakit perut yang ada.
Pemeriksaan yang dilakukan untuk mendiagnosis penyebab kram perut adalah dengan melakukan pemeriksaan fisik, dilanjutkan dengan pemeriksaan laboratorium. Jika ditemukan adanya gangguan maka dilanjutkan dengan pemeriksaan lain yang lebih mendalam, seperti USG, endoskopi, atau CT Scan. Pemeriksaan lainnya yang dapat dilakukan yaitu dengan meraba dinding perut dan melakukan penekanan pelan di bagian perut untuk mengetahui tipe dari rasa nyerinya.
Melihat berbagai gejala di atas, sebaiknya kita jangan langsung panik. Ini adalah panduan bagi para perempuan untuk lebih peka terhadap organ tubuh kita, agar terhindar dari berbagai penyakit. Kram atau rasa sakit adalah bahasa pertama tubuh untuk meminta perhatian kita memeriksakan diri ke dokter.
Sumber: http://female.kompas.com/read/xml/2010/12/10/14060583/Seks.Pun.Bisa.Bikin.Kram.Perut-5
0 komentar:
Posting Komentar