Kualitas sperma yang buruk dan ketidaksuburan pria bisa disebabkan oleh banyak hal. Yang mengejutkan, salah satu penyebeb ketidaksuburan tersebut adalah sakit gigi dan infeksi mulut. Mengapa demikian?
Bakteri dalam air mani yang dikenal sebagai bacteriospermia, dapat hadir dalam air mani tanpa menyebabkan gejala apapun. Bakteri ini dapat membunuh sperma dan memberikan kontribusi lebih pada masalah motilitas (kemampuan untuk berenang) dan morfologi sperma (bentuk).
Infeksi pada gigi dan rongga mulut dapat menjadi salah satu penyebab bacteriospermia. Pada jurnal Andrologia, ditemukan bahwa pada 36 pasien yang mengalami bacteriospermia resisten terhadap antibiotik, semuanya disebabkan karena adanya bakteri di gigi dan rongga mulut di dalam air mani, seperti dilansir ncbi.nlm, Rabu (23/3/2011).
Dalam sebuah penelitian yang diterbitkan dalam Andrologia, spesialis kesuburan telah menemukan bahwa 109 orang yang mengunjungi klinik infertilitas mengalami sperma tidak steril dan 107 dari kelompok ini memiliki dua atau lebih sampel sperma yang mengandung mikroorganisme.
"Organisme anaerobik ditemukan pada 63,3 persen dari spesimen. Kami mengisolasi organisme spermisidal, karena kehadiran mikroorganisme dalam air mani dikaitkan dengan ketidaksuburan. Kehadiran organisme dalam air mani mungkin berkaitan dengan infeksi gynaecologic," jelas spesialis kesuburan dalam jurnal Andrologia.
Sperma diklasifikasikan sebagai benda asing pada sistem kekebalan tubuh manusia, sehingga testis adalah situs kekebalan tubuh untuk memungkinkan sperma untuk hidup.
Karena penekanan ini, testis mungkin lebih rentan terhadap infeksi bakteri dan hanya pria dengan fungsi kekebalan tubuh yang baik yang akan tetap dapat menghasilkan kualitas sperma yang baik.
Tak hanya pada pria, menurut American Academy of Periodontology, wanita dengan penyakit gusi lebih cenderung memiliki bayi dengan berat badan lahir rendah dan prematur.
Ibu hamil yang memiliki penyakit periodontal tujuh kali lebih mungkin untuk memiliki bayi yang lahir terlalu dini dan terlalu kecil. Hal ini karena penyakit periodontal memicu peningkatan kadar cairan biologis yang menginduksi persalinan.
Bakteri gigi bisa ditemukan dalam cairan ketuban. Bakteri ini mungkin memiliki kemampuan untuk menyebabkan infeksi pada bayi yang belum lahir dan telah ditunjukkan memicu persalinan lebih awal.
Dari 26 wanita hamil dengan ancaman persalinan prematur, 8 diantaranya mengalami gingivitis dan 12 memiliki penyakit periodontal kronis. 8 dari pasien memiliki bakteri P. gingivalis yang telah menyerang rongga ketuban.
Bakteri dalam air mani yang dikenal sebagai bacteriospermia, dapat hadir dalam air mani tanpa menyebabkan gejala apapun. Bakteri ini dapat membunuh sperma dan memberikan kontribusi lebih pada masalah motilitas (kemampuan untuk berenang) dan morfologi sperma (bentuk).
Infeksi pada gigi dan rongga mulut dapat menjadi salah satu penyebab bacteriospermia. Pada jurnal Andrologia, ditemukan bahwa pada 36 pasien yang mengalami bacteriospermia resisten terhadap antibiotik, semuanya disebabkan karena adanya bakteri di gigi dan rongga mulut di dalam air mani, seperti dilansir ncbi.nlm, Rabu (23/3/2011).
Dalam sebuah penelitian yang diterbitkan dalam Andrologia, spesialis kesuburan telah menemukan bahwa 109 orang yang mengunjungi klinik infertilitas mengalami sperma tidak steril dan 107 dari kelompok ini memiliki dua atau lebih sampel sperma yang mengandung mikroorganisme.
"Organisme anaerobik ditemukan pada 63,3 persen dari spesimen. Kami mengisolasi organisme spermisidal, karena kehadiran mikroorganisme dalam air mani dikaitkan dengan ketidaksuburan. Kehadiran organisme dalam air mani mungkin berkaitan dengan infeksi gynaecologic," jelas spesialis kesuburan dalam jurnal Andrologia.
Sperma diklasifikasikan sebagai benda asing pada sistem kekebalan tubuh manusia, sehingga testis adalah situs kekebalan tubuh untuk memungkinkan sperma untuk hidup.
Karena penekanan ini, testis mungkin lebih rentan terhadap infeksi bakteri dan hanya pria dengan fungsi kekebalan tubuh yang baik yang akan tetap dapat menghasilkan kualitas sperma yang baik.
Tak hanya pada pria, menurut American Academy of Periodontology, wanita dengan penyakit gusi lebih cenderung memiliki bayi dengan berat badan lahir rendah dan prematur.
Ibu hamil yang memiliki penyakit periodontal tujuh kali lebih mungkin untuk memiliki bayi yang lahir terlalu dini dan terlalu kecil. Hal ini karena penyakit periodontal memicu peningkatan kadar cairan biologis yang menginduksi persalinan.
Bakteri gigi bisa ditemukan dalam cairan ketuban. Bakteri ini mungkin memiliki kemampuan untuk menyebabkan infeksi pada bayi yang belum lahir dan telah ditunjukkan memicu persalinan lebih awal.
Dari 26 wanita hamil dengan ancaman persalinan prematur, 8 diantaranya mengalami gingivitis dan 12 memiliki penyakit periodontal kronis. 8 dari pasien memiliki bakteri P. gingivalis yang telah menyerang rongga ketuban.
0 komentar:
Posting Komentar