Minggu, 08 Januari 2012

Diet Vegan Bisa Turunkan Risiko Katarak


 
Diet vegan merupakan diet dengan konsumsi makanan nonhewani yang secara alami lebih cocok bagi manusia agar dapat hidup sehat dan kalau berumur panjang (yang bisa mencapai 120 tahun) tetap memiliki kualitas hidup yang baik. Kondisi umur panjang dengan kualitas hidup yang baik ditemukan pada suku Hunza di Himalaya dan penduduk di Okinawa Jepang.
 
Sebaliknya orang Eskimo yg tidak pernah makan sayuran/buah dan kacang-kacangan hanya memiliki harapan hidup di sekitar 30 tahunan karena mereka menghadapi risiko perdarahan yang dapat terjadi sebagai akibat tidak adanya asam lemak omega-6 (yang terdapat dalam minyak nabati) sementara kandungan omega-9-nya tinggi pada makanan mereka. 
 
Agar terdapat keseimbangan antara pembekuan dan pengenceran darah, seharusnya konsumsi asam lemak omega-3 dan -6 berada dalam keadaan seimbang pula. Diet vegan atau semivegan (kalau belum terbiasa, kita tidak harus vegan murni atau semivegan) dianjurkan utk manusia karena beberapa alasan:


1. Manusia lebih cenderung ke arah herbivor karena memiliki geraham dgn gerakan rahang yg bisa horizontal (karnivor hanya memiliki gerakan rahang yg vertikal) dan juga mempunyai usus yg panjang (usus karnivor lebih pendek). Daging yg cepat membusuk tidak cocok utk usus yg panjang.

2. Manusia berkeringat pada kulitnya shg berbeda dgn karnivora yang mendinginkan tubuh dgn lidahnya (krn itu, anjing sering menjulurkan lidahnya bila kepanasan)

3. Manusia minum dgn cara menghirup spt herbivor dan tidak menjilatnya spt karnivor.

4. Manusia bersama guinea pig dan chimpanze tidak bisa membuat sendiri vitamin C shg harus mendapatnya dari buah dan sayuran.


Risiko yang pasti harus kita hadapi karena memakan daging secara berlebihan adalah efek karsinogenik dan aterogeniknya mengingat:

(1) Kandungan dioxin dan PCB di lingkungan (rumput) yang dapat termakan oleh ternak. Kedua zat racun ini bisa berada dalam lemak dan hati hewan selama waktu bertahun-tahun (bisa sampai 14 tahun). Keduanya mencemari lingkungan vegetasi lewat pestisida, herbisida serta insektisida dan dapat menimbulkan kanker pada hewan serta manusia yg memakannya. Pencemaran lingkungan oleh dioxin juga dapat terjadi ketika sampah yang terdiri dari bahan-bahan plastik dibakar. Kita tahu bahwa hewan ternak seperti sapi, kambing dan ayam juga mencari makan di tempat pembuangan sampah yang kemungkinan besar sudah tercemar dioxin. Apalagi jika plastik digunakan secara sengaja sebagai bahan tambahan dalam minyak untuk menggoreng makanan agar makanan tetap garing meskipun disimpan lama.

(2) Lemak hewan yang dibakar akan menghasilkan benzpiren yang merupakan zat karsinogenik.

(3) Daging hewan sering diawetkan dgn sodium nitrit yang jika dibakar atau digoreng akan berubah menjadi nitrosamin yg juga zat karsinogenik.

(4) Daging hewan dapat mengandung hormon spt DES (yg sudah tidak dipakai pada manusia krn efek karsinogenik) dan juga AB yg menyebabkan semakin banyak kuman yg resisten thdp AB. Hormon dipakai utk mempercepat pertumbuhan dan penggemukan sedangkan AB mencegah infeksi bakteri pada ternak. Penelitian SEAMEO menemukan 80% hati ayam broiler di Jakarta mengandung residu AB yg tinggi.

Jadi, kalau kita masih memakan daging khususnya daging merah, sebaiknya kita tidak membakar dan menggorengnya tetapi merebusnya dalam bentuk masakan berkuah (sup, soto, rawon). Kalau bisa hindari lemak, darah dan hatinya karena di bagian tubuh inilah terdapat zat-zat kimia berbahaya tersebut. Semua ini saya sampaikan karena dari pengalaman di rumah sakit, saya melihat semakin banyak remaja dan dewasa muda yang mengalami kanker usus besar akibat memiliki pola makan seperti hewan karnivor (hanya makan daging serta junk food dgn berbagai zat kimianya dan tidak menyukai makanan nabati spt sayuran/buah) di samping menderita kanker paru krn kebiasaan merokok di usia remaja. Selain itu, penyakit pembuluh darah (aterogenik) seperti stroke dan serangan jantung koroner juga semakin banyak menimpa laki-laki yang berusia di bawah 40 tahun.

0 komentar:

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More