Bedah
kosmetik untuk memperbaiki penampilan yang dilakukan wanita tidak lagi
sebatas wajah, payudara, pinggang dan bokong. Bedah estetika itu kini
juga menyentuh hal-hal sensitif seperti memperbaiki penampilan bibir
dalam vagina (labial minora) agar lebih percaya diri.
National Health Service di Inggris mencatat bedah kosmetik untuk
prosedur memperkecil labial telah meningkat 5 kali lipat dalam 10 tahun
terakhir. Perempuan melakukan operasi pengurangan ukuran labial minora
(bibir bagian dalam vagina) dengan tujuan lebih nyaman baik dalam
kehidupan sehari-hari maupun saat berhubungan seks.
Penelitian tentang banyaknya operasi memperkecil bibir kemaluan ini
adalah yang pertama dan hasil penelitiannya diterbitkan dalam BJOG: An International Journal of Obstetrics and Gynaecology seperti dikutip Health24, Rabu (24/8/2011).
Penelitian ini dilakukan pada 33 wanita yang meminta operasi pengecilan labial dan telah dirujuk oleh dokter umum yang merawatnya. Rata-rata wanita yang melakukan operasi memperkecil labial minora itu berusia 23 tahun.
Dari hasil pemeriksaan dokter kandungan, kondisi labial minora
perempuan yang ingin operasi itu kebanyakan sangat normal. Studi ini
menemukan bahwa semua perempuan yang melakukan operasi, memiliki ukuran
labia minora yang normal dengan lebar rata-rata 26,9 mm atau 2,69 cm
untuk bibir sebelah kanan dan 24,8 mm atau 2,48 cm untuk bibir sebelah
kiri.
Meski begitu, wanita yang ditolak melakukan operasi tetap ingin
melakukannya dan mengatakan labial minora yang dimiliki tidak simetris
(asimetris). Dari wanita yang ditolak untuk operasi, 12 perempuan (40%)
masih tetap ingin melakukan operasi melalui jalan lain, 11 perempuan
menerima rujukan untuk konsultasi ke psikologi dan satu peserta dirujuk
ke pelayanan kesehatan mental.
Ketika ditanya tentang apa yang ingin dicapai dengan operasi, 20
perempuan (60%) berharap mendapat labia lebih kecil untuk memperbaiki
penampilan. Alasan lainnya adalah mengurangi ketidaknyamanan,
meningkatkan kepercayaan diri dan ingin meningkatkan hubungan seksual.
Alasan ketidakpuasan antara lain disebabkan karena pendapat pribadi,
ketidaknyamanan fisik, komentar dari pasangan dan menonton program TV
yang menayangkan bedah kosmetik genital.
Sarah Creighton dari Institut Kesehatan Wanita UCL Elizabeth Garrett
Anderson sekaligus penulis utama penelitian mengatakan, tren operasi ini
mengejutkan karena semua peserta setelah diteliti memiliki labia minora
berukuran normal, tapi hampir dari setengahnya masih ingin mengejar
operasi sebagai pilihan.
“Yang perlu mendapat perhatian khusus adalah usia beberapa pasien
yang dirujuk, salah satunya ada yang berusia 11 tahun. Padahal
perkembangan bagian eksternal organ kelamin akan berlanjut sepanjang
masa remaja dan labia minora dapat berkembang asimetris pada awalnya
namun lama-kelamaan menjadi lebih simetris seiring waktu,” ungkap Sarah.
0 komentar:
Posting Komentar