Mengetahui
kesuburan pria sama pentingnya dengan mengetahui kesuburan pasangan
wanitanya dalam menentukan sebab-sebab kesulitan memiliki anak. Tes
kesuburan pria biasanya dilakukan melalui analisis semen untuk
mengetahui jumlah, kualitas, gerakan, dan karakteristik lain dari
sperma yang diproduksi sang pria. Pengambilan sampel semen umumnya
dilakukan melalui masturbasi (onani) sehingga dijamin aman dan
menyenangkan!
Apakah semen?
Semen
adalah cairan putih atau abu-abu, terkadang kekuningan, yang
dikeluarkan dari uretra (pipa di dalam penis) pada saat ejakulasi.
Fungsi semen adalah membawa jutaan sperma ke dalam saluran reproduksi
wanita.
Karakteristik Semen
Menurut WHO, berikut adalah empat kriteria yang dilihat dalam pengujian semen:
1. Volume
Pria subur rata-rata mengeluarkan 2 hingga 5 cc semen dalam satu kali ejakulasi. Secara konsisten mengeluarkan kurang dari 1,5 cc (hypospermia) atau lebih dari 5,5 cc (hyperspermia)
dikatakan abnormal. Volume lebih sedikit biasanya terjadi bila sangat
sering berejakulasi, volume yang lebih banyak terjadi setelah lama
“berpuasa”.
2. Konsentrasi sperma
Pria subur memiliki konsentrasi sperma di atas 20 juta per cc atau 40 juta secara keseluruhan.
Jumlah di bawah 20 juta/cc dikatakan konsentrasi sperma rendah dan di
bawah 10 juta/cc digolongkan sangat rendah. Istilah kedokteran untuk
konsentrasi sperma rendah adalah oligospermia. Bila sama sekali tidak ada sperma disebut azoospermia.
Semen pria yang tidak memiliki sperma secara kasat mata terlihat sama
dengan semen pria lainnya, hanya pengamatan melalui mikroskoplah yang
dapat membedakannya.
3. Morfologi Sperma
Sperma
normal memiliki bentuk kepala oval beraturan dengan ekor lurus
panjang di tengahnya. Sperma yang bentuknya tidak normal (disebut teratozoospermia)
seperti kepala bulat, kepala pipih, kepala terlalu besar, kepala
ganda, tidak berekor, dll, adalah sperma abnormal dan tidak dapat
membuahi telur. Hanya sperma yang bentuknya sempurna yang disebut
normal. Pria normal memproduksi paling tidak 30% sperma berbentuk normal.
4. Motilitas (Pergerakan) Sperma
Sperma
terdiri dari dua jenis, yaitu yang dapat berenang maju dan yang
tidak. Hanya sperma yang dapat berenang maju dengan cepatlah yang
dapat mencapai sel telur. Sperma yang tidak bergerak tidak ada gunanya.
Menurut WHO, motilitas sperma digolongkan dalam empat tingkatan:
- Kelas a: sperma yang berenang maju dengan cepat dalam garis lurus seperti peluru kendali.
- Kelas b: sperma yang berenang maju tetapi dalam garis melengkung atau bergelombang, atau dalam garis lurus tetapi lambat.
- Kelas c: sperma yang menggerakkan ekornya tetapi tidak melaju.
- Kelas d: sperma yang tidak bergerak sama sekali.
Sperma kelas c dan d adalah sperma yang buruk. Pria yang subur memproduksi paling tidak 50% sperma kelas a dan b. Bila proporsinya kurang dari itu, kemungkinan akan sulit memiliki anak.
Motilitas
sperma juga dapat terkendala bila sperma saling berhimpitan secara
kelompok sehinga menyulitkan gerakan mereka menuju ke sel telur.
Penghitungan Sperma (Sperm Count)
Kesuburan
pria ditentukan oleh kombinasi keempat kriteria di atas, yaitu jumlah
sperma berbentuk sempurna dalam semennya yang dapat bergerak agresif.
Misalnya, seorang pria yang memproduksi 20 juta sperma per ml, 50%
-nya bermotilitas bagus dan 60% -nya berbentuk sempurna, maka dia
dikatakan memiliki hitungan sperma 20 x 0,5 x 0,6 = 6 juta sperma
bagus per ml. Bila volume ejakulasinya adalah 2 ml, maka total sperma
bagus dalam sampelnya adalah 12 juta.
Sumber : http://rsudcurup.wordpress.com
0 komentar:
Posting Komentar