Masalah gigi ompong bukan hanya merusak penampilan seseorang, melainkan
juga bisa menjadi pemicu gangguan penyakit, terutama pencernaan.
Menurut
spesialis prosthodonsia dari Fakultas Kedokteran Gigi Universitas
Trisakti Prof Dr drg Suzan Elias, seseorang dengan gigi ompong umumnya
mempunyai masalah dengan lambung.
"Ibaratnya kalau kacang harus
ditumbuk 10 kali, ini cuma sekali sudah ditelan. Jadi lambung tidak
kuat. Oleh karena itu, pada orang yang giginya tidak benar, umumnya
lambungnya juga tidak benar," katanya, saat acara Polident Adhesiv
Cream Media Launch.
Suzan mengatakan, setiap
individu yang kehilangan gigi (ompong) perlu suatu alat bantu untuk
mengunyah makanan salah satunya dengan memasang gigi tiruan. Pasalnya,
tanpa adanya suatu susunan gigi yang utuh, seseorang akan mengalami
masalah saat proses mengunyah makanan. Akibatnya, apabila dibiarkan
terus-menerus, akan berdampak buruk pada organ lambung.
"Tapi itu
tidak terjadi seketika. Artinya, dalam jangka panjang, bukan jangka
pendek. Oleh karena itu, setiap kehilangan gigi, sebaiknya dibuatkan
penggantinya. Karena dengan ada penggantinya, pengunyahan akan lebih
efektif," paparnya.
Menurut Suzan, ada dua jenis gigi tiruan yang
dapat digunakan sebagai pengganti gigi yang ompong, yaitu gigi tiruan
lepasan dan cekat. Kedua jenis gigi tiruan tersebut punya indikasi yang
berbeda-beda. Pada gigi tiruan cekat, misalnya, indikasinya lebih
terbatas karena harus mempunyai gigi pendamping di sebelahnya.
"Jenis
ini bersifat permanen. Setelah kedua gigi sebelahnya diasah,
selanjutnya gigi tiruan tersebut disemen dengan membuat jembatan ke
gigi sebelahnya," katanya.
Sementara untuk pemasangan gigi tiruan
lepas, tidak ada indikasi khusus dan pengerjaannya jauh lebih mudah,
gampang dipasang, dan murah. Bahkan, menurut Suzan, gigi tiruan lepasan
dapat digunakan oleh segala kelompok usia. Berbeda dengan gigi tiruan
cekat, yang mempunyai batas usia minimal 17 tahun.
"Kalau yang lepasan siapa pun bisa karena tidak diasah giginya. Kita bilang ini crown extra-coronal (di luar) jadi tidak mengganggu," tambahnya.
Suzan
menjelaskan, pada dasarnya ada 4 (empat) alasan penting yang mendasari
mengapa orang dengan gigi ompong perlu untuk menggunakan gigi tiruan.
Pertama, memperbaiki estetika. Kedua, memperbaiki pengunyahan. Ketiga,
memperbaiki cara bicara dan keempat menjaga kelestarian jaringan
sekitarnya.
"Jadi, kalau ada gigi yang ompong jangan dibiarkan.
Harus diganti. Jika tidak, gigi yang lawannya akan turun akibat tidak
mempunyai kontak. Begitu pula dengan gigi sebelahnya yang akan
menyamping karena tidak ada kontak dengan gigi sebelahnya," terangnya.
Suzan
mengakui, sampai saat ini belum ada data pasti berapa jumlah pemakai
gigi tiruan di Indonesia. Menurut dia, gigi tiruan bukanlah barang yang
murah sehingga penggunaan gigi tiruan masih tergantung dari sejauh mana
kemampuan masyarakat.
Mengingat pentingnya kebutuhan masyakarat
akan gigi tiruan, Suzan berharap ke depan pemerintah membuat suatu
program khusus untuk mereka yang membutuhkan gigi tiruan agar dapat
memperoleh pengobatan di puskesmas. Dengan begitu, masyarakat tidak
terlalu dibebani dan bisa menjangkaunya.
"Mungkin dengan
menggunakan bahan seperti akrilik (yang tidak terlalu mahal). Jadi
orang-orang yang memang perlu gigi tiruan bisa dengan mudah bikin di
puskesmas. Tapi, sampai sekarang belum ada jawaban dari pemerintah,"
tandasnya.
0 komentar:
Posting Komentar