Paparan
materi pornografi secara terus-menerus dapat menyebabkan kecanduan
(adiksi) yang pada akhirnya mengakibatkan jaringan otak mengecil dan
fungsinya terganggu. Adiksi mengakibatkan otak bagian tengah depan yang
disebut Ventral Tegmental Area (VTA) secara fisik mengecil.
Penyusutan jaringan otak yang memproduksi dopamine(bahan kimia pemicu rasa senang) itu, menyebabkan kekacauan kerja neurotransmiter yakni zat kimia otak yang berfungsi sebagai pengirim pesan. Pornografi menimbulkan perubahan konstan pada neorotransmiter
dan melemahkan fungsi kontrol. Ini yang membuat orang-orang yang sudah
kecanduan tidak bisa lagi mengontrol
perilakunya. Adiksi pornografi juga
menimbulkan gangguan memori.
Kondisi
tersebut tidak terjadi secara cepat dalam waktu singkat namun melalui
beberapa tahap yakni kecanduan yang ditandai dengan tindakan impulsif,
ekskalasi kecanduan, desensitisasi dan akhirnya penurunan perilaku.
Pornografi dapat merusak sel-sel otak, akibatnya perilaku dan kemampuan
intelegensia akan mengalami gangguan. Penurunan intelegensia secara
langsung dan tidak langsung akan menurunkan produktivitas dan menurunkan indeks pembangunan sumber daya manusia.
Kerusakan
otak akibat kecanduan pornografi adalah yang paling berat, lebih berat
dari kecanduan kokain. Namun demikian, kini ada harapan kerusakan otak
itu bisa dipulihkan hingga mendekati normal dengan berbagai metode
penyembuhan.
Terapi
yang dapat digunakan untuk memulihkan kerusakan otak akibat kecanduan
antara lain pemberian motivasi pribadi untuk memacu semangat penderita
guna melepaskan diri dari kecanduan, dan penciptaan lingkungan yang aman
bagi pecandu dengan menurunkan secara drastis aksesnya terhadap
pornografi.
Selain
itu, pembentukan kelompok pendukung dengan konselor dan terapis serta
terapi peningkatan spiritualitas dampaknya juga sangat bermakna dalam
upaya pemulihan. Penelitian menunjukkan spiritualitas agama apapun akan
mempercepat proses pemulihan.
Sebagai
penyakit masyarakat yang susah disembuhkan, keterlibatan segenap pihak
untuk memberantas penyakit ini sepertinya tidak akan berhasil baik jika
secara individu masyarakat tetap memilih untuk berkubang dalam dosa
pornografi. Dan di saat seperti itu, hanya kekuatan Tuhan yang dapat
memampukan mereka untuk lepas sepenuhnya dari perilaku merusak dan tak
terpuji ini.
0 komentar:
Posting Komentar