Kanker leher rahim atau disebut juga kanker serviks adalah sejenis kanker yang 99,7% disebabkan oleh human papilloma virus (HPV) onkogenik, yang menyerang leher rahim. Kanker ini dapat hadir dengan pendarahan vagina, tetapi gejala kanker ini tidak terlihat sampai kanker memasuki stadium yang lebih jauh. Di negara berkembang, penggunaan secara luas program pengamatan leher rahim mengurangi insiden kanker leher rahim yang invasif sebesar 50% atau lebih. Kebanyakan penelitian menemukan bahwa infeksi human papillomavirus (HPV) bertanggung jawab untuk semua kasus kanker leher rahim. Perawatan termasuk operasi pada stadium awal, dan kemoterapi dan/atau radioterapi pada stadium akhir penyakit.
Salah
satu jejak serangan virus HPV adalah kutil. Kutil merupakan
bintil-bintil di kulit yang bentuknya menggelembung seperti bunga kol.
Virus HPV ini sendiri banyak macamnya (lebih dari 100 macam) yang
masing-masing diberi nomor untuk membedakan jenis yang satu dengan yang
lainnya. 60 jenis di antaranya menyebabkan kutil-kutil kulit yang tidak
berbahaya. Sisanya merupakan HPV tipe mukosal, yaitu hanya menyerang
selaput-selaput lendir seperti yang terdapat pada mulut kerongkongan,
ujung penis, vagina leher rahim, dan dubur. Tipe mukosal disebut juga
HPV genital, karena yang paling sering diserang adalah area kelamin. Ada
yang menimbulkan kutil di vagina atau penis, yang lazim disebut dengan
penyakit "jengger ayam", yaitu HPV tipe 6 dan 11, tetapi ini tidak akan
menjadi kanker.
Yang
dapat menyebabkan kanker adalah HPV genital tipe 16, 18, 31, 35, 39,
45, 51, 52, dan 58. Lebih dari 70% kanker leher rahim disebabkan oleh
HPV tipe 16 dan 18. Selain menyebabkan kanker leher rahim, HPV juga
dapat menyebabkan kanker anus, vagina, vulva, penis, bahkan kanker
kerongkongan.
Virus
ini menular terutama melalui hubungan seks, termasuk anal sex, oral
sex, dan hand sex. Sebagian besar di antaranya terinfeksi pada umur
15-30 tahun, yakni dalam kurun waktu empat tahun setelah melakukan
hubungan seks yang pertama. Orang yang terinfeksi HPV genital biasanya
tidak tahu dia terinfeksi, karena infeksi ini tidak menimbulkan gejala
sama sekali (kecuali yang menimbulkan "jengger ayam"), dan sistem
kekebalan tubuh segera menyerang supaya virus ini mati atau lemah -
sehingga tidak aktif.
Sampai
sekarang, infeksi human papilloma virus belum dapat diobati, tetapi
sistem pertahanan tubuh yang baik dapat menyembuhkan 90% di antaranya
dalam waktu 2 tahun. Sisanya tetap aktif, atau ada tetapi tidak aktif.
Virus yang tidak aktif ini masih dapat menular ke orang lain,
sewaktu-waktu aktif lagi (kalau daya tahan tubuh menurun), atau mengubah
sel leher rahim menjadi sel pra kanker, yang bertahun-tahun kemudian
dapat menjadi kanker.
Pencegahan
Cara
terbaik untuk mencegah infeksi human papilloma virus (juga untuk
mencegah serangan segala macam virus lainnya) adalah dengan menjaga
kondisi tubuh agar tetap sehat dan bugar dengan pola hidup seimbang:
cegah stres, hindari polusi, konsumsi makanan bergizi dan seimbang,
cukup olahraga, cukup istirahat.
Selain
itu, pencegahan virus HPV dapat dilakukan dengan program skrinning dan
pemberian vaksinasi. Di negara maju, kasus kanker jenis ini sudah mulai
menurun berkat adanya program deteksi dini melalui pap smear. Vaksin HPV
akan diberikan pada perempuan usia 10 hingga 55 tahun melalui suntikan
sebanyak tiga kali, yaitu pada bulan ke nol, satu, dan enam. Dari
penelitian yang dilakukan, terbukti bahwa respon imun bekerja dua kali
lebih tinggi pada remaja putri berusia 10 hingga 14 tahun dibanding yang
berusia 15 hingga 25 tahun. Sebaiknya vaksinasi diberikan kepada para
gadis yang belum pernah melakukan aktivitas seksual. Orang yang sudah
pernah melakukan aktivitas seksual kemungkinan besar sudah pernah
terinfeksi HPV. Jika yang menginfeksinya bukan virus tipe 6, 11, 16, dan
18, maka vaksinasi ini masih ada gunanya.
Selain dengan program skrinning dan pemberian vak
0 komentar:
Posting Komentar