Rabu, 30 November 2011

Telur, Baik atau Buruk untuk Kesehatan?

 

Telur adalah makanan yang kerap dijuluki superfood. Dalam telur terdapat beragam nutrisi penting mulai dari protein, vitamin, mineral, antioksidan, dan lemak baik. Sebutir telur berukuran besar mengandung hanya 70 sampai 80 kalori, dan mencukupi 10 persen kebutuhan protein harian, selain juga di dalamnya terdapat zat besi, mineral dan vitamin B (riboflavin, asam folat, vitamin B6 dan vitamin B12).

Walaupun begitu, telur juga kerap punya reputasi buruk sebagai makanan berkolesterol tinggi. Lantas, apakah kita perlu membatasi konsumsi telur atau sama sekali menghindarinya?

Kebenarannya adalah mengonsumsi telur tidaklah buruk bagi kesehatan. Fakta bahwa makan telur dapat memicu risiko penyakit kardiovaskular merupakan kesalahan umum.

Menurut  riset yang dipublikasikan Journal of the American College of Nutrition (2000), di mana penelitian ini dilakukan untuk memperkirakan tingkat hubungan antara konsumsi telur dan kadar kolesterol, telur memberikan kontribusi nutrisi penting untuk diet dan tidak terkait dengan kolesterol tinggi.

Studi ini menunjukkan, mereka yang makan empat telur atau lebih  dalam satu minggu benar-benar memiliki kadar kolesterol lebih rendah dibandingkan mereka yang tidak makan sama sekali atau hanya menyantap satu butir telur per minggu.

Beberapa peneliti juga percaya bahwa zat yang disebut 'kolin', yang ditemukan terutama dalam kuning telur, mamapu melawan efek berbahaya kolesterol yang ada dalam kuning telur. Kolin dapat membantu menurunkan kadar kolesterol yang terkait dengan penyakit kardiovaskular. Satu butir telur menyediakan 30 persen kebutuhan harian setiap orang, dimana memainkan peran penting dalam kesehatan otak dan pengurangan peradangan.

Pada 2010, sebuah penelitian Harvard  melibatkan lebih dari 21.000 dokter laki-laki selama periode 20 tahun, dan dimana saat itu umur mereka rata-rata 54 tahun. Studi ini menemukan bahwa pria yang makan tujuh atau lebih telur per minggu, 23 persen lebih mungkin meninggal akibat penyebab apapun. Namun konsumsi telur itu tidak terkait dengan peningkatan risiko serangan jantung atau stroke, bahkan di antara pria yang mengonsumsi lebih dari tujuh telur per minggu.

Para pendukung telur mengatakan bahwa, penelitian tersebut tidak menyediakan cukup bukti untuk menyalahkan telur. Menurut mereka, penelitian tersebut tidak mengatakan tentang penyebab kematian dan tidak ada informasi yang cukup jelas mengenai apa-apa saja yang mereka makan.

Untuk lebih aman, Anda harus berhati-hati untuk tidak makan terlalu banyak telur goreng karena Anda juga akan mengkonsumsi lemak dari minyak telur. Kuncinya disini adalah, jangan mempersiapkan telur dengan menyertakan mentega atau minyak terlalu banyak.

Jika Anda benar-benar khawatir tentang kandungan kolesterol dalam telur, Anda bisa makan putih telur saja. Putih telur adalah pilihan terbaik, terutama jika Anda mencoba untuk mengurangi kalori. Putih telur merupakan sumber protein fantastis, tetapi tanpa lemak.

Satu lagi ketakutan yang mungkin bisa timbul ketika kita memakan telur adalah adanya bakteri yang terkontaminasi pada telur. Sebagaimana diketahui, di luar negeri seperti Amerika Serikat, satu dari 20.000 telur berisiko terkontaminasi dengan Salmonella, bakteri yang dapat menyebabkan penderitaan usus ekstrem.

Namun, ini dapat dengan mudah dihindari jika telur disimpan di kulkas, dimasak dengan matang dan segera dimakan setelah dimasak. Bakteri Salmonella berkembang biak dengan cepat pada suhu kamar. Jadi, pastikan Anda membeli telur di toko yang ada alat pendinginnya dan tempatkan telur di kulkas (bagian terdingin dari kulkas dan bukan di pintu) segera setelah Anda sampai di rumah.
 
Berapa konsumsi sebaiknya dalam sehari?
Sebutir telur berukuran besar bisa mengandung sekitar 213 miligram kolesterol, yang terkandung dalam bagian kuning telur.  Jika Anda ingin sehat, ikuti  rekomendasi diet yang disarankan yakni asupan kolesterol tidak boleh melebihi 300 mg per hari.

American Heart Association menyatakan, sebutir setelur sehari masih dalam batas yang wajar untuk kesehatan. Tetapi, Anda sebaiknya tidak  mengonsumsi lagi makanan berkolesterol tinggi  seperti susu, daging dan unggas. Jika Anda mempunyai penyakit seperti jantung atau diabetes, direkomendasikan untuk berkonsultasi dengan dokter atau ahli gizi mengenai batasn konsumsi



KOMPAS.com

0 komentar:

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More